(hasil rampokan)
Selain dermawan, Dedi perampok yang cerdas. Dia hampir selalu sukses menjalankan aksinya. Namun, sepandai-pandainya dia berkelit dari kejaran petugas, si "Robin Hood" itu akhirnya tertangkap juga.
GALIH ADI S., Batam
ENTAH sudah berapa kali Dedi dan komplotannya menguras isi rumah-rumah mewah di Batam. Polisi menduga lebih dari sepuluh kali. Sasarannya adalah perumahan elite di kawasan Batam Kota Baloi dan Nagoya.
Salah satu aksi kelompok Dedi yang menghebohkan adalah saat mereka merampok rumah di Puri Casablanca dua bulan lalu. Mereka berpura-pura sebagai tukang renovasi interior rumah. Saat kejadian, hanya ada pembantu dan dua anak sang pemilik rumah. Hal itu memudahkan Dedi cs dalam beraksi. Setelah mengecoh pembantu rumah, mereka sukses menggondol brankas yang berisi uang tunai dan perhiasan senilai Rp 1,8 miliar.
"Tiap kali beraksi, Dedi selalu membawa mobil sendiri. Agar sulit terdeteksi pergerakannya, Dedi sengaja menyiapkan pelat nomor palsu," terang Chrisman Panjaitan, Kanit Jatanras Polresta Barelang.
Terakhir, kawanan perampok yang diketuai Dedi berhasil mengobok-obok rumah mewah di Perumahan Anggrek Mas II Selasa (7/2). Peristiwa tersebut terjadi siang bolong, pukul 12.30 WIB. Kali ini mereka berhasil menguras aneka perhiasan senilai Rp 500 juta.
Sebagai bos, Dedi mendapat jatah bagi hasil rampokan yang paling besar. Separo jatah untuk Dedi dan sisanya dibagi kepada tiga anggota kelompoknya. Uang haram itu digunakan Dedi untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Dia tinggal bersama istri dan dua anaknya di sebuah perumahan di Batam Kota. Selain untuk mencukupi kebutuhan pribadi, Dedi menggunakan uang hasil jarahan tersebut untuk kegiatan sosial di Kantor LSM Lintas Nusantara.
Dedi tidak hanya beraksi di Batam. Belakangan terungkap fakta bahwa dia juga menjalankan aksinya di Johor (Malaysia), Bangkok (Thailand), Hongkong, dan Singapura. Selama dua tahun di Malaysia (1998-2000), Dedi berhasil menghimpun tujuh orang dari berbagai negara, seperti India dan Tiongkok, untuk merampok nasabah bank.
"Saya lama di Malaysia. Saya mengajak orang-orang pengangguran merampok nasabah bank. Sama seperti di Batam, semua saya yang merancang dan mengoordinasi tim yang saya buat. Saya dapat kenalan preman di Malaysia dari kawan satu kampung yang tinggal di sana dan merampok juga," ungkap Dedi.
"Saya sering kena tangkap bersama komplotan di Johor. Namun, tidak pernah lama di penjara. Saya jaminkan beberapa ribu ringgit ke Polisi Diraja Malaysia dan mereka langsung melepas saya," sambungnya.
Dari sejumlah aksi di luar negeri, Dedi merasakan tantangan yang begitu berat saat di Singapura. Sebab, sistem keamanan di negeri mungil nan kaya itu sangat ketat. Baik di dalam maupun di luar bank. "Saya sekali saja merampok nasabah bank di Singapura dan berhasil lolos. Saya tak mau lagi seandainya bebas nanti disuruh merampok ke Singapura. Sama juga bunuh diri," katanya.
Dedi masuk ke Singapura pada 2006. Dari hasil merampok nasabah bank asing, dia meraup Rp 1,5 miliar. "Sekali beraksi, saya tidak pernah mendapatkan hasil di bawah Rp 1 miliar, pasti lebih," ujarnya.
Dari hasil merampok di luar negeri itu, Dedi kini punya tiga rumah di Batam. Dia juga membeli mobil Toyota Avanza yang dipakainya untuk operasional pembobolan rumah mewah di Batam.
..............................................................>>>>>>>>>>>>>
(author unknown) 19 Feb, 2012
Mr. X 19 Feb, 2012
-
Source: http://andinewsonline.blogspot.com/2012/02/kisah-petualangan-dedi-robin-hood-dari.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
0 comments:
Post a Comment